Sejumlah platform metaverse di Korea Selatan di laporkan mulai melaksanakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawannya. Kuat dugaan, perihal ini disebabkan oleh perkembangan sektor metaverse yang melambat di Negeri Ginseng.

Perkembangan ruang virtual di Korea Selatan kabarnya mulai melambat. Tingginya nilai investasi yang kudu di gelontorkan dan sepinya minat akan metaverse di duga jadi salah satu alasan lebih dari satu perusahaan untuk sedikit menghambat ekspansinya.

Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa tersedia lebih dari satu entitas pengembang metaverse yang mulai merampingkan struktur timnya sehingga dapat menghimpit efisiensi.

Entitas pertama yang di sebut mulai melaksanakan penyesuaian adalah Com2uS, sebuah pengembang game kenamaan asal Korea Selatan. Com2uS sendiri menggerakkan usaha meta verse melalui entitas usahanya, yaitu Com2Verse. Dalam perjalanannya, perusahaan terpaksa melaksanakan perampingan struktur tenaga kerja sehingga dapat mengurangi biaya dan investasi yang tergolong mahal.

Com2uS memang udah mulai memperlihatkan perihal selanjutnya terhadap awal th. ini. Ketika itu, Com2uS udah mengakui bahwa laba konsolidasi perusahaan di th. lalu turun, karena ada peningkatan biaya di dalam ekspansi investasi aktif di meta verse dan konten media.

Menurut info dari salah seorang sumber, rencana reorganisasi merupakan keputusan yang sengaja di buat untuk tingkatkan efisiensi di semua lini perusahaan. Kebijakan itu juga juga program redudansi sukarela yang terbuka untuk 100 karyawannya.

Cytown Pamit Mundur

Entitas pengembang metaverse lainnya, Colorverse lebih-lebih disebut udah melaksanakan program pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Platform yang di dirikan oleh anak usaha Kakao, Kakao Games dan Neptune itu di sebut udah melancarkannya lebih dulu di awal th. ini.

Alasan yang di gunakan juga sama. Colorverse menderita rugi akibat pengembangan segmen metaverse yang di lakukannya. Colorverse diketahui terhadap th. lalu membukukan kerugian senilai US$8,6 juta selama th. 2022.

Selanjutnya, entitas metaverse lainnya, yaitu Cytown, lebih-lebih terpaksa kudu menutup platform meta verse miliknya. Pada Juli kemarin, perusahaan yang merupakan bagian dari Cyworld itu menentukan untuk mengakhiri sarana metaverse mereka, karena pasar selanjutnya di nilai udah menyusut imbas dari pandemi Covid-19.

Padahal, pas memulainya pertama kali, Cytown sempat di gadang-gadang akan jadi pemain utama di dalam pengembangan ruang maya di Korea Selatan. Namun nyatanya, kuantitas orang yang pakai aplikasi selanjutnya di Google Play cuma mencapai 10 ribu secara kumulatif. Hal itu mengindikasikan bahwa usaha Cytown sepi peminat.

Seorang pejabat dari Cyworld Jet, induk usaha dari Cytown, menyebut bahwa pihaknya udah mendengar bahwa sarana selanjutnya akan di hentikan dan tidak akan tersedia.

“Telah di pastikan bahwa tidak tersedia tambahan pembukaan setelah ini,” ungkapnya.

Menariknya, Ifland, metaverse yang di kembangkan oleh SK Telecom, justru di laporkan mengalami perkembangan pengguna. Petinggi perusahaan menyebutkan bahwa kendati antusiasme meredup, metaverse masih jadi area sarana yang tidak dapat mundur di dalam tren besar transformasi digital.

Pengguna Metaverse di Korea Selatan Lesu

Masifnya pengembangan meta verse di Korea Selatan bersamaan bersama motivasi dari pemerintah setempat yang memang berambisi untuk membangun metaverse bersama rencana negara. Untuk memuluskannya, otoritas berkaitan berkenan merogoh dana yang berasal dari kas internal pemerintah sebesar 223,7 miliar won.

Akan tetapi, kuantitas penduduk yang pakai ruang maya masih jauh dari harapan. Data yang di kumpulkan oleh Korea Information Society Development Institute (Kisdi) mengungkap bahwa cuma 4,2% penduduk yang mengaku udah pakai sarana metaverse secara teratur.